Sarasehan Upaya Penanganan dan Pencegahan Banjir Pasuruan

Banjir yang melanda wilayah Pasuruan pada akhir-akhir ini menjadi perhatian serius Ikatan Alumni Santri Sidogiri (IASS). Maka dari itu, IASS bersama semua anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Pasuruan, Propinsi dan DPR RI mengadakan sarasehan Upaya Penanganan dan Pencegahan Banjir Di Pasuruan, Ahad (05/03).

Tampak hadir dari anggota dewan pada sarasehan kali ini di antaranya, HM. Misbakhun (DPR RI dari Komisi II), Hasan Aminudin (DPR RI Komisi VIII), Evi Zaenal Abidin (DPR RI Komisi XI), Anwar Sadad (DPRD Jatim Komisi C), Sudiono Fauzan (Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan).

Ketua Pengurus Pusat IASS, H. Achmad Sadulloh Abd. Alim mengatakan, selain mencari solusi penanganan banjir di Kabupaten Pasuruan, hasil dari sarasehan ini akan dilakukan tindak lanjutan oleh semua pihak. “Kami berharap ada kesepakatan-kesepakatan yang kita buat bersama agar penanganan banjir bisa teriatasi mulai dari hulu sampai hilir. Kita gerak bersama untuk kepentingan bersama. Kami harapkan pasca acara ini ada langkah-langkah yang kita tempuh,” tutur H. Achmad Sadulloh Abd. Alim dalam sambutannya.

Ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya banjir di Pasuruan pada tahun ini. Di antaranya adalah besarnya curah hujan. Curah hujan yang biasanya hanya 70 pada tahun-tahun sebelumnya, pada tahun ini meningkat menjadi 100. Kemudian bentuk sungai yang berkelok, sehingga menyebabkan aliran air ke hilir dan muara menjadi tersendat.

Selain itu, salah satu penyebab banjir di Pasuruan disebabkan oleh sendimensi atau pendangkalan sungai, berubahnya beberapa wilayah konservasi menjadi wilayah properti dan industri, penebangan hutan, rendahnya daya serap tanah terhadap air karena semakin padatnya bangunan gedung, serta penggunaan lapisan semen pada gorong-gorong.

Setelah diskusi interaktif terkait penanganan banjir di Pasuruan, pada sarasehan tersebut dihasilkan beberapa poin upaya penanganan banjir yang disepakati bersama. Selain berupa upaya dan ikhtiar lahiriah, untuk penanganan banjir ini juga disepakati harus disertai dengan upaya spiritual-batiniyah, seperti doa, istighatsah, serta memperbaiki moralitas serta spiritualitas dari masyarakat.

Sementara, upaya dan ikhtiar lahiriah agar banjir parah tidak terjadi lagi salah satunya adalah normalisasi sungai secara utuh, dari hulu hingga ke hilir, dengan melakukan pengerukan. Kemudian pembuatan penampungan air hujan dan sumur resapan di setiap kampung, menyempurnakan plengsengan, khususnya di sungai yang air rentan meluap, menggalakkan pembangunan sumur sampai di desa-desa supaya masyarakat tidak membuang sampah ke sungai, menyemarakkan penghijauan di hulu sungai dan menjaga ketat agar jangan sampai terjadi pembalakan liar, meminimalisir izin mendirikan bangunan di wilayah-wilayah dengan tingkat kemiringan tinggi serta memperbanyak bendungan.

 




Agenda

Pengajian Pamekasan & Sumenep

10 April 2017 s. d 10 April 2017

Pengajian Sampang

10 April 2017 s. d 10 April 2017

Pengajian Bangkalan

10 April 2017 s. d 10 April 2017

Pengajian Sidoarji & Surabaya

10 April 2017 s. d 10 April 2017

Pengajian Pasuruan

10 April 2017 s. d 10 April 2017